JO memberi les maen saham (d/h Komunitas Sayank Saham; d/h Saham Bumi: saham Bakrie sejuta umat)

Februari 4, 2010

nasib sang the bakries … 040210

Filed under: Terkait BUMI&GRUP — bumi2009fans @ 3:06 pm

04/02/2010 – 14:32
‘Trading Buy’ Dominasi The Seven Brothers
Ahmad Munjin

(Inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta – Empat dari tujuh saham yang bernaung di bawah Bakrie Group mendapat rekomendasi trading buy. Selebihnya, direkomendasikan beli dan wait and see.

Aji Martono, technical analyst PT Indomitra Securities memberikan panduan bermain saham-saham di bawah payung holding Bakrie Group atau yang biasa disebut The Seven Brothers. Menurutnya, secara keseluruhan saham-saham The Seven Brothers saat ini lebih didominasi posisi jual dari pada posisi beli.

Namun, secara teknikal untuk saham PT Bakrie and Brothers (BNBR) yang sekarang begerak dalam kisaran support Rp84 dan resistance Rp92 cukup menarik bagi investor. Sebab, penurunan saham ini tinggal sebentar lagi.

“Setelah itu, saham induk Grup Bakrie ini akan naik dan pelaku pasar bisa menggunakan pola-pola jangka pendek,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (4/2).

Karena itu, penguatan berikutnya bisa berlanjut dan investor bisa mendapatkan gain. Apalagi, jika saham PT Bumi Resources (BUMI) menguat, BNBR berpeluang ditutup di level Rp90-an. “Saya sarankan trading buy baik untuk BUMI maupun BNBR,” ujarnya.

Startegi trading buy juga berlaku bagi saham PT Barieland Development (ELTY) yang saat ini masih susah bergerak. Sebab, saham di sektor properti yang lain sudah mengalami kenaikan signifikan. “Sementara ELTY tidak mengalami kenaikan. Kalaupun naik tidak signifikan,” paparnya.

Aji melihat ELTY akan bergerak pada kisaran support Rp245 dan resistance Rp2.95. Menurutnya, dengan sentimen yang terjadi di saham-saham sektor properti, sebenarnya penguatan bisa terjadi juga di saham ELTY. Artinya, jika sentimen market positif, ELTY lebih berpeluang ke area positif ketimbang negatifnya.

Begitu juga dengan saham PT Darma Henwa (DEWA). Saham ini direkomendasikantrading buy karena akan bergerak pada range trading dengan level support Rp120 dan Rp127 sebagai level resistance-nya. “Range ini masih akan berlanjut di perdagangan hari ini,” imbuhnya.

Sedangkan saham PT Bakrie Telecom (BTEL), yang memiliki performace paling bagus di 2009, direkomendasikan ‘beli’. Pasalnya, harga saham ini akan tetap dijaga di atas Rp140-an. “Apalagi, untuk midlle and long term sebaiknya investor mengambil posisi beli,” timpalnya.

Menurut Aji, saham BTEL lebih berpeluang lepas landas ke level Rp200 tahun ini dibandingkan berada di bawah level support Rp140. “Untuk hari ini, BTEL akan bergerak pada kisaran support Rp141 dan resistance Rp159,” ungkapnya.

Rekomendasi beli juga berlaku bagi saham PT Energi Mega Persada (ENRG). Sebab, emiten ini sekarang sedang menyelesaikan hajatannya yaitu rights issue. Masa penawarannya sudah mendekati batas-batas akhirnya pekan depan. “Saham ini memiliki bargaining dengan acuan posisi yang harganya masih murah dibandingkan harga rights issue-nya,” tuturnya.

Aji menambahkan, investor akan lebih banyak membeli sahamnya daripada yang menebus rights issue-nya. Itulah yang kemungkinan terjadi di saham ENRG. Karena itu, untuk investor jangka menengah panjang sebaiknya membeli saham ini.

Ia menegaskan harga ENRG masih murah dibandingkan level harga rights issue-nya di level Rp185 dengan mendapatkan peminis berupa waran. “Karena itu, lebih baik buy position untuk ENRG,” timpalnya.

Sementara itu, saham PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), pasar direkomendasikanwait and see. Sebab, UNSP sudah mendapatkan persetujuan dari Bapepam LK, untuk melakukan rights issue di level Rp525. “Ini yang direspon negatif investor mengapa harus rights issue terus,” ucapnya.

Menurut Aji, respon atas rights issue itu terjadi dalam bentuk penjualan saham dengan volume yang cukup besar. Karena itu, untuk UNSP pasar harus mengambil hold position. “Karena harganya saat ini masih di atas harga rights issue,” tukasnya.

Apabila jika rights issue sudah diumumkan secara resmi, saham tersebut sangat mungkin mengalami penurunan kembali. “Karena itu, pasar lebih baik wait and seeuntuk saham UNSP dengan kondisi rights issue di level Rp525,” pungkasnya.

Pada perdagangan Kamis (4/2), pukul 14.00 saham BNBR ditransaksikan stagnan di level Rp86; saham DEWA turun Rp1 (0,81%) ke level Rp122; saham BUMI turun Rp50 (1,92%) menjadi Rp2.550; begitu juga dengan ELTY yang turun Rp5 (1,95%) menjadi Rp255.

Hal serupa terjadi pada saham BTEL yang terkoreksi Rp2 (1,35%) menjadi Rp146; Sementara itu, saham ENRG justru menguat Rp1 (0,57%) ke level Rp175 dan saham UNSP ditransaksikan stagnan di level Rp560. [mdr]
Tersengat rumor CB, saham Bakrie melonjak
Senin, 01/02/2010 21:02:09 WIBOleh: Wisnu Wijaya
JAKARTA (bisnis.com): Harga saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) hari ini ditutup melonjak 7,14% ke level Rp90 per saham dibandingkan dengan penutupan Jumat pekan lalu di posisi Rp84 karena dipicu oleh rumor obligasi konversi (convertible bond/CB)

Berdasarkan data Bloomberg, seiring dengan lonjakan fantastis harga saham perusahaan investasi yang dikendalikan oleh keluarga Bakrie itu, volume dan nilai transaksinya juga meroket. Sebanyak 1,3 miliar saham berkode BNBR itu ditransaksikan senilai Rp1,2 miliar hingga penutupan pasar hari ini.

Seorang pelaku pasar mengatakan lonjakan harga saham Bakrie itu dipicu oleh rumor yang berhembus di pasar hari ini. “Ada rumor Bakrie akan menerbitkan obligasi konversi dengan harga pelaksanaan Rp122 per saham [premium hampir 36% dari harga penutupan hari ini,” ujarnya kepada Bisnis.

Hingga berita ini diturunkan, Bisnis belum berhasil mengonfirmasi mengenai rumor tersebut kepada eksekutif Bakrie & Brothers.

Lima broker beli bersih terbesar saham Bakrie adalah Millennium Danatama senilai Rp21,24 miliar, Prime Capital Securities senilai Rp19,53 miliar, Phillip Securities Rp8 miliar, Investindo Nusantara senilai Rp4,32 miliar, dan Henan Putihrai senilai Rp3,77 miliar.

Perusahaan induk investasi yang 21,16% sahamnya dikuasai oleh keluarga Bakrie melalui Long Haul Holdings tersebut berencana menerbitkan surat utang terkait dengan saham (equity linked notes) senilai US$150 juta-US$200 juta pada Februari hingga Maret tahun ini.

Bakrie juga telah menunjuk Credit Suisse, bank investasi asing yang sering menangani transaksi di Grup Bakrie, dan Nomura Securities untuk menjadi pengatur penerbitan surat utang tersebut.

Menurut rencana, Bakrie akan menerbitkan kombinasi obligasi konversi dan exchangeable bond di mana keduanya memberikan opsi penyelesaian secara tunai. Exchangeable bond adalah obligasi yang membolehkan pemiliknya untuk menukar menjadi portofolio saham yang dimiliki oleh perusahaan penerbit, sedangkan obligasi konversi hanya memperbolehkan pemegangnya untuk ditukar menjadi saham perusahaan penerbit.

Menurut rencana, Bakrie akan menggunakan saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dalam penerbitan exchangeable bond tersebut.

Hingga Desember tahun lalu, Bakrie mempunyai utang jangka panjang Rp5,21 triliun yang jatuh tempo pada 2012 dan utang repurchase agreement Rp1,5 triliun.

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar