JO memberi les maen saham (d/h Komunitas Sayank Saham; d/h Saham Bumi: saham Bakrie sejuta umat)

November 20, 2013

BAKRIE’s G4M3 (9) … 201113

Filed under: Terkait BUMI&GRUP — bumi2009fans @ 12:38 am

BUMI sibuk kumpulkan saham BRMS
Oleh Amailia Putri Hasniawati – Rabu, 20 November 2013 | 19:02 WIB
kontan

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah berupaya mengumpulkan saham PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS). Maklum, BUMI telah menggadaikan saham (repo) BRMS ke sejumlah pihak.

“Saya tidak bisa komentar lebih jauh, yang jelas kami sedang berusaha menyelesaikan (pembelian kembali) saham BRMS,” ujar Andrew Christopher Beckham, Direktur Keuangan BUMI, Rabu (20/11).

Seperti diketahui, dalam rangka penyelesaian utang dengan China Investment Corporation (CIC), salah satu upaya yang dilakukan BUMI adalah menjual 42% atau 10,73 miliar saham BRMS.

Harga jual saham BRMS Rp 268 per saham. Dengan demikian, total nilai penjualan mencapai US$ 257 juta. Namun, berdasarkan data Biro Administrasi Efek (BAE) PT Sinartama Gunita, kepemilikan saham BUMI pada BRMS hanya 26,9%.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI mengklaim, sisa saham BRMS akan segera diperoleh. Pengalihan 42% saham BRMS tersebut dilakukan berdasarkan suatu perjanjian jual beli bersyarat.

Pada saat penyelesaian (closing date), seluruh saham BRMS akan dialihkan melalui transaksi tutup sendiri (crossing) di pasar negosiasi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka akan ada pemindahbukuan atas saham-saham BRMS yang ditransaksikan tersebut dari sub rekening BUMI di kustodian dengan sub rekening atas nama CIC atau afiliasi CIC yang dibuka oleh manajamen BUMI.

Bulan Oktober 2013, telah terjadi crossing saham BRMS sebanyak 2,16 miliar. Total nilai mencapai Rp 579,87 miliar. Dileep enggan menjelaskan, apakah aksi ini cerminan dari upaya perseroan mengumpulkan saham BRMS.
Bakrieland Garap Township Sidoarjo Rp 7 Triliun
Oleh Imam Mudzakir | Selasa, 19 November 2013 | 13:21
investor daily
JAKARTA – PT Bakrieland Development Tbk menggarap proyek hunian (township) di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur senilai lebih dari Rp 7 triliun pada akhir 2013. Tahap awal, pengembang properti itu menyiapkan anggaran sebesar Rp 300 miliar.

Direktur PT Bakrieland Development, Agus J Alwi mengatakan, pengembangan kawasan properti di Sidoarjo akan dijadikan pusat bisnis (central business district/CBD) baru di kawasan Jawa Timur. Proyek tersebut bakal mirip dengan kawasan Bintaro dan BSD di Jabodetabek. Sebagai sebuah CBD, proyek tersebut bakal diisi dengan hotel, perkantoran, hunian, tempat komersial, rekreasi, dan shopping center. Total lahan yang dihabiskan untuk proyek itu seluas 500 hektare.

“Akhir tahun ini kami mulai membangun infrastrukturnya, pada tahap awal kami akan sediakan dana sebesar Rp 300 miliar,” kata dia, di Jakarta, beberapa hari lalu.

Menurut dia, pembangunan township ini akan dikerjakan bertahap dan dibagi menjadi dua lokasi. Lokasi pertama akan dibangun di dekat pantai dengan lahan 280 hektare. Sedangkan lokasi kedua dibangun di dekat jalan tol di atas lahan 220 hektare.
Bakrie Telecom Gagal Bayar Bunga Utang Rp 218 Miliar
Angga Aliya – detikfinance
Jumat, 08/11/2013 13:16 WIB

Jakarta -PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) gagal bayar kupon obligasi (bunga surat utang) senilai Rp 218 miliar. Kupon tersebut merupakan bagian dari obligasi perseroan senilai Rp 3,8 triliun yang jatuh tempo Mei 2015.

Seharusnya operator Esia itu membayar kewajibannya pada 7 November 2013 kemarin. Akibatnya, peringkat obligasi perseroan pun turun.

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menurunkan peringkat obligasi anak usaha Grup Bakrie itu dari C menjadi CC, seperti dikutip dalam siaran pers, Jumat (8/11/2013). Turunnya peringkat ini juga terjadi pada peringkat utang Bakrie Telecom untuk jangka panjang dalam bentuk rupiah dan dolar.

Meski demikian, Fitch percaya Bakrie Telecom akan mampu melakukan restrukturisasi utangnya dengan mencari sumber pendanaan yang likuid pada masa tenggat setelah jatuh tempo (grace period).

Hingga penutupan perdagangan sesi I, harga saham Bakrie Telecom stagnan di Rp 50 per lembar. Sahamnya sudah hampir tidak bergerak dalam satu tahun terakhir.

(ang/dnl)
Bakrieland akan Bangun Kota Mandiri di Sidoarjo
Dewi Rachmat Kusuma – detikfinance
Jumat, 25/10/2013 20:20 WIB

catatan INVESTASI SUPERJANGKAPANJANG @ihsg sejak 2000-2013 sebagai INDIKATOR INVESTASI REKSA DANA SAHAM
Jakarta – PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akan mengembangkan lahan tahap awal seluas 30-40 hektar di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur untuk dijadikan Kota Mandiri dengan total lahan 500 hektar.

Direktur Utama ELTY Ambono Janurianto mengatakan dari total lahan yang ada, perseroan akan mengembangkannya menjadi Kota Mandiri yang rencananya akan dilakukan tahun depan.

“Tanah di Sidoarjo ada 500 hektar, gede nggak tanggung-tanggung, duitnya banyak tuh. 500 hektar bisa buat 10 tahun. Untuk tahap awal, kita kembangkan 30-40 hektar dulu, kita siapkan Rp 250 miliar kalau nilai proyeknya Rp 500 miliar,” kata Ambono saat ditemui di Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/10/2013).

Ia merinci, dari total keseluruhan lahan yang ada pengembangannya akan terbagi 2 bagian. Yang pertama, seluas 280 hektar akan dikembangkan menjadi area wisata air. “Ini nanti kawasannya dekat pantai, ini nanti masih lama,” katanya.

Sementara yang seluas 220 hektar akan digarap menjadi housing theme park dan kawasan komersial termasuk di dalamnya lahan 30-40 hektar yang akan dibangun di tahun depan.

“Nah yang 220 hektar sudah mulai garap housing theme park dan komersial tapi tahap awal 30-40 hektar dulu. Housing segmen menengah atas,” ujar dia.

Ambono mengaku pihaknya akan mengandeng investor lokal untuk sama-sama menggarap rencana bisnisnya ini. “Nanti kita akan cari investor lokal. Itu akan jadi kawasan komersial, area perumahan semacam township,” kata dia.

Dia menambahkan, perseroan telah menyiapkan dana pengembangan proyek tersebut dari internal kas perseroan. “Ini ya dari dalam dananya,” kata Ambono.
(drk/hen)
BRMS punya niat menjual Dairi Prima?
Oleh Amailia Putri Hasniawati – Rabu, 23 Oktober 2013 | 17:06 WIB

JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menandatangani perjanjian strategis (strategic cooperation agreement) dengan korporasi asal China. Perusahaan itu adalah, China Non-Ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering And Construction Co. Ltd (NFC).
Muhammad Sulthon, Sekretaris Perusahaan BRMS dalam keterbukaan informasi mengatakan, kejasama dilakukan untuk pengembangan tambang timah dan seng milik PT Dairi Prima Mineral (PTDPM).
“NFC akan membantu perseroan dalam penyediaan dana sebesar 85% dari biaya yang diperlukan untuk pengembangan proyek Dairi,” ujarnya, Rabu (23/10). Keduanya baru akan melakukan studi kelayakan terkait proyek ini.
Selain membantu pendanaan, keduanya juga sepakat bekerja sama untuk keperluan engineering, procurement, dan construction (EPC) untuk proyek Dairi. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam hal penjualan timah dan seng yang akan diproduksi PTDPM. Tak hanya itu, NFC juga mendapat kesempatan untuk membeli saham PTDPM.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) telah mengakuisisi kontrak konsesi eksplorasi dan produksi
atau Exploration and Production Concession Contract (EPCC) minyak dan gas Blok Buzi di Mozambik,
Afrika, senilai US$ 175 juta atau setara Rp 1,98 triliun.

Sebagaimana diungkapkan dalam keterbukaan informasi Perseroan pada Jumat (18/10), Perseroan
nantinya akan memiliki 75% kepemilikan participating interest sedangkan Pemerintah Mozambik lewat
perusahaan Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (ENH) memiliki 25% sisanya.

Wilayah cadangan gas terbukti dan terukur 283 miliar kaki kubik ini ditargetkan memulai produksi
komersil jangka menengahnya pada 2017.(beritasatu/hla)
Laba Perusahaan Energi Bakrie Melonjak 14.480% Jadi Rp 1,7 Triliun
Angga Aliya – detikfinance
Kamis, 17/10/2013 19:42 WIB

Jakarta – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat laba bersih US$ 176 juta (Rp 17,6 triliun) di semester pertama 2013. Laba ini melonjak 14.480% dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun lalu US$ 1,2 juta (Rp 12 miliar).

“Kenaikan laba bersih perseroan disebabkan penghasilan yang diterima dari penjualan kepemilikan 10% participating interest perseroan di Blok Masela PSC di Laut Arafura,” kata Direktur Utama Energi Mega Imam P Agustino dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10/2013).

Selain laba yang melonjak, anak usaha Grup Bakrie itu juga mencatat pertumbuhan penjualan 55% menjadi sebesar US$ 212 juta (Rp 2,12 triliun). Penjualan naik berkat peningkatan produksi minyak dan gas dari sumur-sumur perseroan.

Sumur-sumur itu antara lain blok Kangean PSC (Jawa Timur), ONWJ PSC (Jawa Barat), Bentu PSC (Riau, Sumatera).

“Fokus perseroan saat ini adalah meningkatkan kinerja dari aset-aset yang telah berproduksi dan mengembangkan temuan cadangan pada aset-aset lainnya,” tambahnya.

Ia mengatakan, blok-blok milik perseroan itu akan terus berperan dalam meningkatkan produksi dalam dua tahun ke depan.

(ang/dnl)
Kinerja BUMI Masih Belum Bisa Maksimal

Oleh: Seno Tri Sulistiyono
pasarmodal – Kamis, 10 Oktober 2013 | 18:05 WIB

INILAH.COM, Jakarta – Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) ke depan masih negatif, dengan harga komoditas di tahun 2014 yang belum pulih.

Dalam risetnya, PT Henan Putihrai masih memberikan outlook negatif terhadap BUMI dengan mempertimbangkan kemungkinan rugi pada laporan keuangan 2013 dan 2014 masih akan terus berlanjut. Walaupun penyelesaian utang adalah langkah yang baik dan berpotensi menaikkan EPS perusahaan pada 2014 atas dasar penurunan porsi beban bunga.

Henan juga mempertimbangkan kemungkinan harga komoditas 2014 yang masih belum pulih. Demikian mengutip hasil risetnya, Kamis (10/10/2013).

Disamping itu, Henan juga mengkhawatirkan isu corporate governance yang akan timbul setelah transaksi swap. Untuk pengurangan utang (deleveraging process) dan efisiensi biaya merupakan hal positif yang masih harus dilakukan Perusahaan di masa mendatang.

Sejak sesi I perdagangan efek Kamis (10/10/2013) hari ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham BUMI dan BRMS. Alasannya kedua saham tersebut telah menandatangani perjanjian untuk menyelesaikan sisa utangnya dengan CIC.

BUMI melakukan penyelesaikan porsi pokok pinjaman sebesar US$1,3 miliar yang akan jatuh tempo pada akhir tahun 2014 dan 2015 kepada China Investment Corporation (CIC). Caranya dalam bentuk penukaran (swap) kepemilikan saham di empat anak usaha BUMI sebesar 42% saham perusahaan di BRMS, dan masing-masing sebesar 19% kepemilikan BUMI di Kaltim Prima Coal KPC, Indocoal Resources Ltd dan Indocoal Kaltim Resources.

BUMI juga akan menerbitkan saham baru senilai US$150 juta atau setara dengan 17% saham baru pada harga sekarang Rp485 per saham. Kemudian sisa pinjamannya akan dikonversikan menjadi pinjaman berjangka waktu 3 tahun pada suku bunga pasar.

Posisi net debt BUMI 1H13 sebesar US$4,5 miliar dengan perkiraan beban bunga pinjaman sebesar US$420 juta per tahun. Walaupun dengan pelunasan hutang pokok sebesar sebesar US$1,3 miliar, porsi hutang BUMI masih tetap besar. [hid]
Saham BUMI dan BRMS Tidak Aktif Sementara

Oleh: Wahid Ma’ruf
pasarmodal – Kamis, 10 Oktober 2013 | 10:32 WIB

INILAH.COM, Jakarta – BEI menghentikan perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sejak sesi I perdagangan Kamis (10/10/2013).

Langkah BEI tersebut mengacu pada surat BUMI pada 9 Oktober tentang perjanjian untuk menyelesaikan sisa utangnya dengan CIC. Demikian mengutip keterangan resmi BEI, Kamis (10/10/2013).

BEI masih memerlukan informasi lebih lanjut tentang hal tersebut. Langkah ini juga untuk menjaga penyelenggaraan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

Bursa mengharapkan penjelasan dari perseroan dengan keterbukaan informasi tersebut. Saham BUMI saat ini berada di level 485 dan saham BRMS berada di level 275.
Inilah Kesepakatan Pelunasan Utang BUMI

Oleh: Wahid Ma’ruf
pasarmodal – Kamis, 10 Oktober 2013 | 00:08 WIB

INILAH.COM, Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menyelesaikan utang dengan China Investment Corporation (CIC) dari nilai pokok sebesar US$1,3 miliar.

Kedua pihak telah sepakat untuk mekamisme penyelesaian utang dengan menukar (swap) dengan kepemilikan saham BUMI sebesar 42% di PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Untuk 19% kepemilikan saham BUMI pada masing-masing dari PT Kaltim Prima Coal (KPC), Indocoal Resources (Cayman) Ltd dan PT Indocoal Kaltim Resources dan dengan pengeluaran saham baru senilai US$150 juta di dalam BUMI. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Rabu (9/10/2013).

Sementara dengan pinjaman dua tahap (two tranches) yang diterima BUMI dengan jumlah pokok gabungan sebesar US$1,3 miliar (yang akan jatuh tempo pada akhir tahun 2014 dan 2015) akan diselesaikan dan sisanya akan dikonversikan menjadi pinjaman untuk jangka waktu 3 tahun dengan suku bunga yang kompetitif di pasaran.

Dengan penyelesaian ini dapat membuka nilai dan mempercepat pertumbuhan aset sumber daya BUMI. Tujuannya untuk, memenuhi sasaran pengurangan utang (deleveraging objectives), memperkuat struktur permodalan dan keuangan, adanya peluang dan memungkinkan pendanaan yang menguntungkan di masa depan.

VIVA Butuh USD150 Juta untuk Tutup Utangnya
Rabu, 02 Oktober 2013 12:07 wibRezkiana Nisaputra – Okezone Presiden

JAKARTA – PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) telah mendapatkan izin dari pemegang sahamnya untuk menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset anak usahanya yakni TV One, ANTV dan Vivanews, guna memperoleh pembiayaan.

Presiden Direktur VIVA Erick Thohir mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kondisi perekonomian dunia yang saat ini tidak menentu.

“Perekonomian dunia yang penuh ketidakpastian dan adanya kecenderungan naiknya suku bunga pinjaman internasional,” ujar Erick usai RUPS di studio ANTV, Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Menurutnya, VIVA akan mencari pembiayaan di atas USD100 juta dengan bunga yang paling rendah yang diperkirakan hanya 9 persen.

“Kita cari untuk pembiayaan di atas USD100 juta dengan kisaran USD100 juta-USD150 juta. Paling rendah kita dapat bunganya. Kita usahakan bunganya di bawah 9 persen. Dengan persetujuan ini para direksi diberikan mandat untuk bisa mendapatkan pinjaman baru dengan cost of funding yang lebih kompetitif,” tukasnya.

Dia menegaskan, bahwa pihaknya akan melakukan pinjaman pada tiga bank besar di Indonesia. Namun demikian, dirinya belum bisa berkomentar banyak siapa saja bank-bank yang akan ditujunya.

“Dana segar ini nantinya akan digunakan untuk refinancing utang VIVA kepada Deutche Bank yang sebesar USD80 juta, dan sisanya untuk pembangunan convergence media center dalam rangka meningkatkan output inhouse production dan peluncuran platform pay TV Vivasky,” ucapnya.

Adapun hutang yang akan di refinancing tersebut akan jatuh tempo pada Februari 2014.

“Tentu kita berupaya mendapatkan utang yang temponya panjang, bukan short terms dan tentu kita juga berusaha dengan term-term yang lebih baik,” tutup Erick. (wdi)
Kinerja BRMS Semester I Terpuruk
Kamis, 3 Oktober 2013

indofinanz
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada semester pertama 2013 harus menanggung kerugian bersih mencapai US$22.57 juta. Kinerja emiten Group Bakrie itu jelas memburuk dibandingkan periode yang sama tahun 2012 dengan meriah keuntungan bersih US$1.91 juta.

Manajemen BRMS dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia menjelaskan, kerugian disebabkan turunnya pendapatan perseroan dari US#11.96 juta menjadi US$10.31 juta.

Melemahnya penjualan ditambah dengan naiknya beban bunga dan keuangan menjadi US$31.01 juta membuat kinerja semakin terpukul. Bukan itu saja, BRMS juga harus puas menanggung kerugian selisih kurs senilai US$171.23 ribu dari laba forex US$2.53 juta.
Laba Bakrie Sumatera Naik Jadi Rp225,05 M

Oleh: Wahid Ma’ruf
pasarmodal – Jumat, 27 September 2013 | 17:23 WIB

INILAH.COM, Jakarta – PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) meraih kenaikan laba 98,4% menjadi Rp225,05 miliar pada semester I tahun ini dari periode yang sama tahun 2012 Rp3,5 miliar.

Laba tersebut didukung penurunan beban poko penjualan menjadi Rp667,83 miliar dari Rp1,006 triliun pada semester I 2012. Namun penurunan juga terjadi pada penjualan neto menjadi Rp929,53 miliar dari periode tahun lalu Rp1,5 triliun.

Perseroan juga mengalami penurunan laba bruto menjadi Rp261,7 miliar dari Rp515,9 miliar. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Jumat (27/9/2013).

Namun penguatan terjadi pada laba sebelum pajak menjadi Rp256,6 miliar dari Rp40,2 miliar. Perseroan mencatat penurunan pajak penghasilan menjadi Rp47,8 miliar dari Rp55,4 miliar. Dengan demikian laba bersih mencapai Rp225,05 miliar dari sebelumnya Rp3.5 miliar.

Perseroan mengalami kenaikan tipis untuk aset menjadi Rp19,3 triliun dari Rp18,9 triliun per 31 Desember 2012. Kenaikan juga terjadi pada total liabilitas perseroan menjadi Rp11,6 triliun dari Rp11,06 triliun per 31 Desember 2012.
ELTY Bukukan Laba Rp707,75 Miliar

Oleh: Agustina Melani
pasarmodal – Jumat, 27 September 2013 | 09:54 WIB

INILAH.COM, Jakarta – PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mencatatkan laba ke pemilik entitas induk mencapai Rp707,75 miliar pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp34,58 miliar.

Penghasilan usaha bersih perseroan naik menjadi Rp2,33 triliun pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp926,36 miliar.

Beban pokok penghasilan perseroan naik menjadi Rp865,38 miliar pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp452,78 miliar. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp1,46 triliun pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp473,57 miliar. Demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/9/2013).

Perseroan memperoleh laba penjualan dari aset tetap sekitar Rp18,32 miliar pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp22 miliar. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp7,31 triliun pada 30 Juni 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai Rp6,07 triliun. Ekuitas perseroan turun menjadi Rp8,02 triliun pada 30 Juni 2013 dari posisi 31 Desember 2012 senilai Rp9,16 triliun. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi Rp433,29 miliar pada 30 Juni 2013 dari posisi 31 Desember 2012 senilai Rp268,36 miliar.

Pada perdagangan saham hari ini, saham ELTY bergerak naik 2% ke level Rp51 per saham.

November 11, 2013

bumi @MSCI 2013 … 111113

Filed under: BURSA bumi — bumi2009fans @ 7:12 pm

Senin, 11 November 2013, 11:03 WIB

13 Emiten BEI Masuk MSCI Indonesia Index

Yusran Yunus

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 13 saham anggota Bursa Efek Indonesia masuk dalam daftar Morgan Stanley Composite International (MSCI) Small Cap Indices khususnya MSCI Indonesia Index.

MSCI Index terbaru ini efektif diberlakukan pada 26 November mendatang.

Berdasarkan rilis MSCI Equity Indices November 2013 Index Review, bersamaan dengan masuknya 13 saham emiten BEI itu, tercatat ada 8 saham yang dikeluarkan.

MSCI Small Cap Indices merupakan kumpulan saham dari berbagai negara dengan jumlah saham yang diperdagangkan (free float) minimal 14%.

“Saham emiten BEI yang masuk MSCI itu akan memberi sentimen positif terhadap saham tersebut. MSCI Global Index menetapkan sejumlah kriteria untuk menetapkan saham-saham yang layak masuk indeks. Umumnya yang menjadi patokan adalah kinerja perusahaan,” kata Sekjen Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Pardomuan Sihombing, kepada Bisnis, Senin pagi (11/11/2013).

Dia menjelaskan kriteria umum yang dipergunakan dalam MSCI Index adalah terkait dengan likuiditas saham dan kapitalisasi pasar dari masing-masing saham yang masuk indeks.   “Saham yang menjadi anggota baru MSCI Index ini menandakan kredibilitas perusahaan bersangkutan semakin diakui,” jelasnya.

13 Emiten BEI yang Masuk MSCI Small Cap Indices 

Emiten
Bumi Resources  (BUMI)
Electronic City   Indonesia
Express Transindo Utama   (TAXI)
Harum Energy (HRUM)
Matahari Putra Prima
Minna Padi Investama   Tbk (PADI)
Mitra Pinasthika   Mustika (MPMX)
Multipolar Corp
Nusantara Infra (META)
Salim Ivomas Pratama (SIMP)
Semen Baturaja PT (SMBR)
Sri Rejeki Isman Tbk PT   (SRIL)
Visi Media Asia Tbk (VIVA)

BUMI Bisa Dapat US$501 Jt dari Bumi Plc

Oleh:
pasarmodal – Senin, 11 November 2013 | 09:55 WIB

INILAH.COM, Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berpotensi mendapatkan dana segar dari Bumi Plc yang akan membeli saham Grup Bakrie.

Bumi Plc melalui RUPS pada 4 Desember akan membeli saham Grup Bakrie dari pemegang saham. BUMI memiliki 29,9 persen di perusahaan asal London tersebut. Dananya disebut-sebut mencapai US$501 juta akan menjadi hak PT Bumi Resources.

Langkah tersebut merupakan gebrakan terbaru dari Bumi Plc. Langkah lain adalah Bumi Plc akan berganti nama menjadi Asia Resources Mineral Plc. Selain itu Bumi Plc akan menyiapkan dana US$400 juta untuk pemegang saham lain juga.