Daftar posting saham oleh JO : https://jolesmaensahamberlaba.blogspot.com/2019/12/daftar-posting-jo-2020.html
BUMI JAGO BAYAR UTANk 2020: https://jolesmaensahamberlaba.blogspot.com/2019/04/isu-fundamental-saham-petambang-bumi.html
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Langkah penyelesaian utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus berlangsung. Kali ini nilai utang yang akan diselesaikan senilai US$ 1,6 miliar.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengatakan total ada sekitar US$ 1,6 miliar utang Bumi Resources yang akan di selesaikan melalui tiga tranche yakni tranche A, tranche B dan tranche C.
bumi bayar utanK tranche A: http://jolesmaensahamberlaba.blogspot.com/2019/04/isu-fundamental-saham-petambang-bumi.html
“Rencananya untuk tranche A nilai utang sebesar US$ 600 juta yang akan selesai pada kuartal I-2020,” ujar Dileep saat ditemui di Jakarta, Kamis (29/11).
Selanjutnya untuk tranche B nilai utang sebesar US$ 600 juta yang akan selesai pada kuartal I-2022 dan sisanya untuk tranche C sebesar US$ 407 juta akan diselesaikan pada tahun 2023.
Dengan skema ini diharapkan debt to equity ratio BUMI pada tahun 2022 akan cukup sehat di level 0,31 kali.
Sekadar informasi, hingga kuartal III-2018 total liabilitas BUMI tercatat sebesar US$ 3,31 miliar. Turun dari periode Desember 2017 yang sebesar US$ 3,41 miliar.
Jakarta, CNBC Indonesia – Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan telah melakukan pembayaran utang sebesar US$167,48 miliar atau setara Rp 2,55 triliun (asumsi US$1 = Rp 15.200), yang merupakan pembayaran utang Tranche A baik pokok dan kupon jatuh tempo.
Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava, menyampaikan perseroan telah memproses pembayaran Tranche A ketiga sebesar US$52,88 juta melalui agen fasilitas pada 15 Oktober 2018. Perinciannya, pinjaman pokok sebesar US$42,02 juta dan bunga sejumlah US$10,86 juta.
“Dengan pembayaran kuartalan ketiga hari ini, perusahaan sudah membayarkan US$167,48 juta dalam bentuk uang tunai terdiri dari pokok Tranche A US$91,7 juta dan bunga US$76,41 juta termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar,” ujar Dileep melalui keterangan tertulis, Senin (15/10/2018).
Pembayaran Tranche A berikutnya akan jatuh tempo pada 8 Januari 2019. Perusahaan juga mulai mengapitalisasi kupon Tranche B dan C pada 11 April 2018 sampai dengan 15 Oktober 2018.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham BUMI anjlok 6,32% menjadi Rp 178 per saham. BUMI telah diperdagangkan sebanyak 5.584 kali dengan volume 403,24 juta lembar saham. Total transaksinya Rp 73,83 miliar.
Tahun lalu, BUMI membuat perjanjian damai dengan beberapa kreditur untuk menyelesaikan utang. Dalam perjanjian tersebut BUMI harus menerbitkan saham baru sebesar US$$1,99 miliar. Nilai US$ 1,99 miliar itu merupakan new secured facility yang terbagi dalam tiga tranche.
Fasilitas Tranche A dan B masing-masing senilai US$ 600 juta. Fasilitas Tranche C sebesar US$ 406,9 juta. (roy/wed)
VIVA – PT Bumi Resources Tbk, mengumumkan telah melakukan pembayaran total sebesar US$167,48 juta, atas utang pokok dan kupon Tranche A hingga saat ini.
Director & Corporate Secretary Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava, dalam keterangan resminya mengatakan, perseroan telah memproses pembayaran ketiga sebesar US$52,88 juta atau sekitar Rp805,11 miliar (kurs Rp15.225 per dolar AS). Pembayaran itu melalui agen fasilitas pada tanggal 15 Oktober 2018.
Dia mengatakan, jumlah tersebut mewakili pinjaman pokok sebesar US$42,02 juta dan bunga sebesar US$10,86 juta untuk instrumen pelunasan Tranche A. Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ketiga hari ini, maka perseroan hingga saat ini telah membayar pinjaman keseluruhan sebesar US$167,48 juta secara tunai.
Rinciannya, yakni terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$91,07 juta dan bunga sebesar US$76,41 juta, termasuk bunga aktual dan bunga yang belum dibayar (Back interest).
Perseroan memastikan bahwa pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 8 Januari 2019. Kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 15 Oktober 2018 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi.
Rencana penerbitan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan nilai yang bombastis nyatanya belum diketahui secara resmi oleh pihak regulator, Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengaku, sudah hampir satu minggu rencana tersebut diumumkan ke publik tetapi ia belum menerima proposal pendaftaran oleh perusahaan tambang batu bara tersebut. Sebelumnya, Bumi Resources berencana untuk menerbitkan saham baru dengan nilai investasi mencapai Rp35 triliun atau sekitar US$2,6 miliar dengan nilai Rp926 per saham.(ay)read more…
|
JAKARTA kontan. Saham PT Bumi Resource Tbk (BUMI) memang sedang ramai dibeli investor. Tercatat saham BUMI dari 13 Juli 2016 bertengger di harga Rp 82 per saham dan naik 407% menjadi Rp 414 per saham pada perdagangan, Senin (13/2).
Menurut beberapa analis, meningkatnya harga saham secara drastis ini disebabkan naiknya harga batubara global yang cukup signifikan. Serta proses restrukturisasi utang yang akan dilakukan. Lantas secara fundamental apakah outlook BUMI sudah kembali kuat.
Analis Samuel Sekuritas Sharlita Malik mengatakan setelah adanya pencapaian kesepakatan utang bumi melalui PKPU yang disetujui kreditur, utang BUMI telah berkurang menjadi US$ 1,6 miliar dari total utang sebesar US$ 4,2 juta. “Kami melihat ini dapat menjadi kunci utama kinerja BUMI ke depannya,” katanya dalam riset, Rabu (8/2).
Pengurangan utang BUMI akan melalui konversi saham dengan jalan right issue sebesar US$ 2 miliar dan obligasi wajib konversi senilai US$ 639 juta. BUMI juga sudah mendapatkan persetujuan untuk melakukan right issue V sebesar 37,8 miliar lembar saham dengan pelaksanaan di harga Rp 926,16 per lembar. Paling lambat aksi ini dilakukan pada 30 Juli mendatang.
Sehingga setelah proses debt to equity swap ini, akan terjadi dilusi signifikan sebesar 44% bersama dengan efek dilusi dari Mandatory Convertible Bond. Sebagai informasi kepemilikan saham BUMI setelah right issue menjadi 22,6% CIC, 26,1% public, 4,6 senior notes 2016, 10,6% Senior Notes 2017, 2,8% Convertible Bonds, 16,8% Long Haul Holdings, 3,5% PT Damar Reka Energi,13,1% Other Secure and Unsecure. Dari sebelum right issue 63,6% public, 30,1 Long Haul Holdings, 6,3% PT Damar Reka Energi.
Selain itu, Sharlita melihat sejalan dengan asumsi harga batubara global dikisaran US$ 70 per metric ton, rata-rata harga jual (ASP) batubara yang jauh lebih tinggi 40% mencapai US$ 59,7 per ton dibanding tahun lalu. Hal ini juga Akan menghasilkan arus kas yang kuat dan kemampuan untuk membayar utang tranche yang dimulai pada semester kedua tahun ini.
Prediksi Sharlita, tahun ini BUMI akan menorehkan pendapatan mencapai US$ 2,93 miliar, naik 44% dari estimasi tahun 2016 sebesar Rp 2,03 miliar. Sementara laba bersih perusahaan akan tumbuh menjadi US$ 275 juta dari tahun 2016 sebesar US$ 77 juta.
peningkatan tata kelola diharapkan sesuai dengan ekspektasi pasar. Karena dengan kreditur terbesar diberi hak untuk memilih salah satu Direktur atau Komisaris. Dia melihat China Investment Corporation dan China Development Bank dan berbagai kreditur lainnya memiliki kendali yang signfikan untuk restrukturisasi BUMI.
Sementara Analis JP Morgan Soo Chong Lim mengatakan memprediksi asumsi harga batu bara global rata-rata tahun ini mencapai US$ 70 per metric ton meninggalkan level harga US$ 80 per metric ton. sedangkan operasional arus kas BUMI sangat sensitif dengan harga batubara.
Jika terjadi penurunan US$ 5 per metric ton di Newcastle Coal Price menjadi US$ 65 per metric ton, akan memotong EBITDA mencapai 30% atau sebesar US$ 181 juta. ”Di mana dapat mendorong pelunasan Senior Secured Facility dan menurunkan harga saham BUMI,” katanya dalam riset (6/2).
Dari sisi produksi estimasinya BUMI akan meningkatkan produksinya di tahun ini mencapai 92 juta ton atau naik 5,7% dari tahun lalu 87 juta ton. Peningkatan produksi ditopang oleh tambang Arutmin yang mulai berproduksi kembali. Sehingga secara keseluruhan BUMI dapat meningkatkan produksi mencapai 101 juta hingga 2020 dengan peningkatan capex yang stabil.
Dalam hitungannya Soo, memprediksi peningkatan pendapatan pada tahun ini menjadi US$ 2,54 miliar naik 21% dari estimasi 2016 sebesar US$ 2,09 miliar. Sementara laba bersih perusahaan juga naik 121% menjadi Rp 295 juta dari US$ 133 juta pada estimasi 2016.
Sehingga dia masih merekomendasikan overweight saham BUMI, melihat isu restrukturisasi yang hampir selesai, dan masih stabilnya outlook harga batubaradikisaran US$ 70 per metric ton. Sementara Sharlita juga masih merekomendasikan buy di target harga Rp 608 per saham ditambah adanya tata kelola yang sesuai ekspektasi pasar dengan direksi baru.
JAKARTA kontan. Kilau prospek fundamental PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepertinya kian jelas. Dimana Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 9 November 2016 lalu disepakati kreditur.
“Kami melihat ini dapat menjadi kunci utama kinerja BUMI ke depannya,” tulis Sharlita Malik, analis Samuel Sekuritas dalam risetnya, Rabu (8/2).
Sejalan dengan tren harga batubara ASP (average selling price) yang jauh lebih tinggi di 2017, akan menghasilkan arus kas yang kuat dan kemampuan untuk membayar utang tranche yang dimulai pada semester kedua tahun ini.
Restrukturisasi utang yang tengah dilakukan itu juga akan mengurangi utang BUMI sebesar US$ 1,6 miliar. Sehingga, EBITDA BUMI tahun ini akan melonjak jadi US$ 847 juta dari sebelumnya US$ 247 juta untuk prediksi EBITDA BUMI2016.
Demikian pula dengan laba bersihnya. Sharlita memprediksi, laba bersih BUMItahun ini akan menyentuh US$ 275 juta. Jauh lebih tinggi ketimbang periode 2016 yang diprediksi US$ 77 juta.
Kemarin, sekitar 99.96% pemegang saham juga menyetujui melakukan right issue V sebesar 37.8 miliar lembar saham dengan pelaksanaan di harga Rp 926 per saham. Pelaksanaan aksi korporasi ini paling lambat 30 Juli 2017.
Namun, perlu dicatat, aksi korporasi ini memberikan efek dilusi sebesar 50,8% terhadap pemegang saham lama yang tak mengambil haknya dalam HMETD tersebut.
Sharlita mempertahankan rekomendasi buy BUMI dengan target harga Rp 608 per saham dengan 31% potential upside. Target harga tersebut merefleksikan P/E 10.8x.
Ia juga mengingatkan, ada dua resiko yang juga perlu menjadi pertimbangan. “Penurunan harga batubara dan peningkatan tata kelola perusahaan yang tidak se3suai ekspektasi pasar,” pungkasnya.
JAKARTA. Information has it that according to the management team of postponement of debt payment obligations (PKPU), 80% of creditors have agreed the plan for restructuring the debts of PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Despite the debts’ restructuring should be taken through voting mechanism, the process at least may reflect the result of the voting, which is scheduled on 9 November 2019 at Central Jakarta Commercial Court.
The proposal of the debts settlement mentioned that one of the agreement clauses include the scheme of debt to equity swap with the price of Rp 926,16 per a share. Director and Corporate Secretary of BUMI Dileep Srivastava gave a positive sign about the plan for debt to equity swap.
The debt to equity swap mechanism will involve 11 creditors, such as Country Forest Limited (CFL), Castleford Investment and Axis Bank with a total credit of US$ 1,81billion. The value of debt conversion will be equal with 39.39% of the value of BUMI shares. BUMI is scheduled to issue the shares on 30 June 2017.
Another clause is the release of a worth of US$ 100 million of tradable contingent value rights (CVR) for the creditor of New Senior Secured BUMI. The CVR itself will mature in a five years period since the date of issuance.
The agreement clauses also include the release of a worth of US$ 639 million of mandatory convertible bonds (MCB) for some creditors, namely CFL, Axis, UBS and DBS. The MCB has a 6% coupon rate and will mature in a seven years period since the effective date of the scheme.
Meanwhile, the restructuring clause to the China Development Bank (CDB) stipulates that BUMI will settle 32.24% of the debts with new senior secured facility and/or new note 2021, while others will be settled through tranche C facility. “We will implement the plan after settling the process of postponement of debt payment obligations (PKPU)”, Dileep added.
A source of KONTAN mentioned that the PKPU mechanism offers the best solution. In this case, BUMI cannot settle the debts if the company is bankrupt. “Let alone, the BUMI’s subsidiaries are still productive”, he said.
To date, the team of PKPU has verified a worth of Rp 135.78 trillion debt bills of 270 creditors.
(Muhammad Farid/Translator)
Jakarta. kontan: Proses restrukturisasi utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepertinya akan berbuah manis. Tim pengurus PKPU BUMI konfirmasi hampir 80% kreditur perusahaan sudah menyetujui rencana perdamaian.
Berdasarakan dokumen yang diterima KONTAN, Jumat (4/11) pagi tim pengurus telah menyampaikan hal tersebut kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), Kemarin. Dalam suratnya, salah satu pengurus BUMI William E. Daniel menyampaikan, pihaknya bersedia memberikan informasi terkait jalannya proses PKPU BUMI kepada BEI.
Ia juga menjelaskan, meski belum dilakukannya pemungutan suara, tapi berdasarkan hasil dari rapat-rapat kreditur dan pertemuan di luar pengadilan dengan direksi perusahaan dan kreditur diantaranya, China Investment Corporation Limited (CIC), Trustee Bondholder, dan Trustee Noteholder sudah dapat menyetuji perjanjian perdamaian yang ditawarkan.
“Pengurus memperoleh konfirmasi hampir 80% kreditur perseroan dapat menyetujui restrukturisasi utang yang ditawarkan perseroan dalam rencana perdamaian,” tulis William.
Dengan adanya dukungan mayoritas kreditur sebanyak 80%, pada prinsipnya syarat disetujuinya rencana perdamaian akan dapat terpenuhi karena sudah sesuai dengan Pasal 281 ayat 1 UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Adapun untuk pemungutan suara itu akan dilakukan kembali pada 9 November 2016 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Sekadar tahu saja, salah satu klausul yang sudah disepakati para kreditur adalah, terkait harga saham sebagai debt to equity conversion sebesar Rp 926,16 per lembar. Harga itu turun dari penawaran awal Rp 1.149 per lembar saham.
Kesepakatan lain juga soal, rencana penerbitan saham baru (right issue) yang selambat-lambatnya akan dilakukan pada 30 Juni 2017 mendatang.
Hingga kini, tim pengurus sudah memverifikasi tagihan BUMI yang totalnya mencapai Rp 135,78 triliun dari 270 kreditur. Rinciannya, sebesar Rp 52,85 triliun dari 61 kreditur pemegang jaminan (separatis) yang mendaftar dan Rp 82,92 triliun dari 146 kreditur konkuren.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditetapkan perpanjangan masa restrukturisasi utang tetap harga selama 90 hari oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Perpanjangan tersebut diberikan berdasarkan usulan yang diajukan debitur setelah mendapatkan surat permohonan dari dua kreditur pemegang hak jaminan atau separatis.
Sumber : IPS RESEARCH
BUMI: Bumi Resources (BUMI IJ; Rp74; Not Rated) with bondholders, creditors and the debt payment suspension committee (PKPU) have verified the entities which will have the voting right in the voting to BUMI’s debt settlement proposal which will be conducted on 27 June 2016. (Kontan)
Sumber : IPS RESEARCH
Jakarta kontan. Masa perpanjangan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU)PT Bumi Resources Tbk (BUMI) resmi diperpanjang 22 hari, setelah majelis hakim mengetuk palu, Kamis (9/6).
“Mengabulkan permohonan perpanjangan masa PKPU tetap PT Bumi Resource Tbk selama 22 hari,” ucap Suko Triyono, ketua majelis halim dalam amar putusannya. Menurutnya, permohonan debitur sudah sesuai dengan Pasal 228 ayat 4 dan 229 ayat 1 Undang-undang No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Majelis hakim juga tidak menemui perselisihan maupun keberatan dari para pihak.
Dalam pertimbangannya, Suko menyampaikan telah menerima laporan dari hakim pengawas terkait hasil rapat kreditur. Seluruh kreditur secara aklamasi menyetujui perpanjangan PKPU tetap karena proses pencocokan tagihan belum terselesaikan.
Total tagihan BUMI saat ini sebesar Rp 138 triliun yang terdiri dari 142 kreditur yang telah terverifikasi. Sementara itu, masih ada 72 kreditur lain dengan nilai piutang Rp 29 triliun yang belum melalui proses pencocokan tagihan dari tim pengurus.
Permasalahan lain juga masih dihadapi debitur dalam proses restrukturisasi utangnya. Sedikitnya terdapat tiga kali penagihan serupa yang dilakukan yakni oleh individu pemegang surat utang, wali amanat (trustee), dan anak usaha debitur (special purpose vehicle/SPV).
Menanggapi perpanjangan tersebut, kuasa hukum salah satu kreditur yang juga sekaligus pemohon PKPU BUMI, Castleford Investment Holdings Ltd Januardo Sihombing mengatakan BUMI dapat menyelesaikan seluruh tagihannya meski bidang usahanya sedang tidak memiliki prospek yang baik.
Ia juga masih percaya kepada debitur yang dinilai memiliki iktikad baik. Kinerja perusahaan maupun harga saham debitur yang semakin anjlok tidak menjadi perhatian kreditur. “Menurut kami tidak ada masalah, kendati kondisi usaha mereka yang memang sedang lesu,” kata Januardo seusai rapat.
Pihak Castleford, lanjutnya, tidak mempermasalahkan proposal perdamaian sementara yang ditawarkan oleh debitur. Memang sempat ada perbedaan penetapan bunga, tetapi telah mencapai kesepakatan setelah prinsipal bernegosiasi dengan debitur.
Dia berpendapat bentuk dukungan tersebut dikarenakan Castleford juga tidak menginginkan debitur dinyatakan dalam pailit. Selain itu, tujuan utama penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) adalah tercapainya perdamaian semua pihak.
Januardo tidak meminta revisi proposal perdamaian kendati debitur telah mendapatkan status PKPU tetap dan masa berakhirnya diperpanjang.
“Dari kami sudah cukup puas, tetapi sambil dilihat saja bagaimana debitur menyikapi perpanjangan waktu yang telah didapatkan,” ujarnya.
Dalam ringkasan proposal perdamaian yang diterima Bisnis, pinjaman Castleford sebesar US$ 53 juta, seluruhnya akan dikonversi menjadi saham debitur berkode emiten BUMI. Adapun, utang-utang konkuren lain termasuk vendor dikonversi menjadi saham BUMI dan melalui skema pembayaran dengan tenor maksimal selama 10 tahun.
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memiliki utang nyaris hingga Rp100 triliun. Sebagian besar utang itu akan jatuh tempo pada tahun ini.
Dalam catatan perseroan, total pinjaman BUMI mencapai US$7,32 miliar setara dengan Rp99,36 triliun (kurs Rp13.575 per dolar AS). Utang itu terdiri dari total pokok pinjaman US$6,45 miliar dan bunga US$870 juta.
Direktur & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava dalam laporan tertulis kepada PT Bursa Efek Indonesia pekan lalu menyebutkan emiten bersandi BUMI itu harus melunasi utang sebesar US$4,22 miliar tahun ini. Utang itu tercatat dalam laporan keuangan perseroan yang terakhir kali dirilis per 30 September 2015.
“Sampai dengan saat ini, belum diketahui ada atau tidaknya kreditur yang menolak atau menyetujui rencana perdamaian,” katanya.
Pinjaman jangka pendek mencapai US$220,78 juta, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun mencapai US$3,63 miliar, dan obligasi konversi sebesar US$375 juta.
Utang jangka pendek dari Credit Suisse 2012 mencapai US$143,89 juta dan dari Castleford Investment Holdings Ltd. pada 2014 mencapai US$50 juta. Sedangkan, tiga utang terbesar yang bakal jatuh tempo tahun ini a.l. dari Country Forest Limited 2009 senilai US$1,06 miliar, Obligasi senior II senilai US$700 juta, dan pinjaman China Development Bank senilai US$500 juta.
Kini, manajemen BUMI menghadapi proses persidangan dalam permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Proses PKPU sementara oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut dimohonkan oleh Castleford Investment Holdings Ltd sebagai pemilik piutang US$50 juta.
Berikut rincian utang Bumi Resources:
Utang-utang PT Bumi Resources Tbk. dibagi menjadi utang separatis (dijamin oleh jaminan bersama) dan utang kongkruen |
(dalam US$ juta) |
|
|
|
|
|
|
|
Kreditor |
Pokok |
Bunga & penalti |
Jumlah |
Utang Separatis |
|
|
|
Bumi Netherland, BV/CIC/CFL |
1.062,0 |
347,8 |
1.409,9 |
China Development Bank |
550,2 |
61,5 |
611,7 |
Bumi Capital Pte. Ltd. Senior Notes 2016 |
300,0 |
74,5 |
374,5 |
Bumi Investment Pte. Ltd. Senior Notes 2017 |
700,0 |
163,8 |
863,8 |
Credit Suisse, AG, Singapore Branch |
117,5 |
86,3 |
203,8 |
UBS AG, Singapore Branch |
62,5 |
24,7 |
87,2 |
Axis Bank Limited, Hong Kong Branch |
135,0 |
16,7 |
151,7 |
Deutsche Bank AG, Singapore Branch |
54,0 |
6,5 |
60,5 |
Raiffeinsen Bank International Facility |
80,7 |
12,2 |
92,9 |
Credit Suisse, Singapore Branch |
114,3 |
18,3 |
132,6 |
Total Utang Separatis |
3.176,2 |
812,4 |
3.988,6 |
|
|
|
|
Utang konkruen |
|
|
|
Obligasi konversi (convertible bonds) |
375,0 |
58,2 |
433,2 |
Castleford |
53,0 |
0,0 |
53,0 |
Pinjaman antarperusahaan |
2.646,0 |
0,0 |
2.646,0 |
Vendor-vendor |
201,5 |
0,0 |
201,5 |
Total utang kongkruen |
3.275,5 |
58,2 |
3.333,7 |
|
|
|
|
Jumlah keseluruhan utang |
6.451,7 |
870,6 |
7.322,3 |
|
|
|
|
Sumber: laporan tertulis perseroan, diolah. |
Utang Bumi ke JPMorgan jatuh tempo 18 Juni
Selasa, 15/06/2010 21:49:10 WIBOleh: Ratna Ariyanti
JAKARTA (Bisnis.com): Pinjaman jangka pendek PT Bumi Resources Tbk dari JPMorgan Chase Bank sebesar US$145,93 juta yang diperoleh pada 14 Desember 2009 jatuh tempo pada 18 Juni.
Senior Vice President Investor Relations & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan perseroan masih mengevaluasi beberapa opsi seperti perpanjangan dan refinancing pinjaman jangka pendek tersebut.
Bumi mempunyai kesempatan untuk memperpanjang pinjaman bertenor 6 bulan itu hingga Oktober mendatang.
Dalam keterbukaan informasi tersebut, perseroan juga menjelaskan pertanyaan otoritas bursa mengenai urgensi peminjaman dari Abraham Capital Ltd sebesar Rp50 miliar pada 3 Maret dengan jangka waktu 3 bulan dan suku bunga 20% per tahun yang dilakukan dengan pertimbangan posisi kas dan bank perseroan pada 31 Maret mencapai US$59,62 juta.
“Sebagian besar saldo kas per Maret 2010 dimiliki oleh perusahaan batu bara [KPC dan Arutmin], bukan pada saldo kas perseroan. Pinjaman itu diperoleh terkait dengan pembelian saham-saham dalam Newmont Nusa Tenggara sebesar 7%,” tutur Dileep.
Adapun pertimbangan perseroan yang berani membayar bunga hingga 20% per tahun adalah karena perseroan memerlukan pembiayaan untuk merampungkan pembelian saham dan menilai bahwa bunga pinjaman tersebut masih dalam tingkat yang wajar, mengingat pinjaman dalam denominasi rupiah. (wiw)